Rabu, 17 Oktober 2012


METODELOGI SIKLUS HIDUP SISTEM
Pendahuluan
SIKLUS HIDUP SISTEM :
Proses evolusioner yang diikuti dalam menerapkan system atau subsistem informasi berbasis komputer.

Tahap-tahap Siklus Hidup :
1. Perencanaan
2. Analisis
3. Perancangan
4. Penerapan / Implementasi
5. Penggunaan

EKSEKUTIF : menetapkan kebijakan dan membuat rencana yang mengatur pemakaian komputer.

KOMITE PENGARAH SIM : mengelola siklus hidup pengembangan system dalam perusahaan.
Menempatkan Siklus Hidup Sistem
Dalam Perspektif
Guna memberi respon yang lebih baik bagi kebutuhan pemakai, spesialis informasi telah membuat modifikasi pada system life cycle(SLC) sehingga waktu penerapan berkurang.
Ada dua modifikasi yang dapat dilakukan yaitu prototyping dan Rapid Application Development (RAD).
Prototipe memberikan ide bagi pembuat maupun pemakai potensial tentang cara sistem akan berfungsi dalam bentuk lengkapnya. Prosesnya disebut prototyping.

Fungsi Komite Pengarah sim :

1. Menetapkan kebijakan yang memastikan dukungan komputer untuk mencapai tujuan
strategis perusahaan. 
2. Menjadi Pengendali Keuangan ; berwenang memberi persetujuan bagi semua permintaan
dana yang berhubungan dengan penggunaan komputer. 
3. Menyelesaikan pertentangan yang timbul sehubungan dengan prioritas penggunaan
komputer. 

Ketika tiap siklus hidup melaui tahap pengembangan, para pemimpin proyek mengawasi para anggota tim.

Keuntungan dari melaksanakan proyek CBIS :

1. Menentukan lingkup proyek.
2. Mengenali berbagai area permasalahan.
3. Mengatur urutan tugas.
4. Memberikan dasar untuk pengendalian.

Langkah-langkah dalam Tahap Perencanaan :

1. Menyadari masalah.
2. Mendefinisikan masalah.
3. Menentukan tujuan sistem.
4. Mengidentifikasi kendala-kendala sistem.
5. Membuat studi kelayakan ; tinjauan sekilas pada faktor-faktor utama yang 
akan mempengaruhi kemampuan sistem untuk mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan.
6. Mempersiapkan usulan penelitian sistem.
7. Menyetujui atau menolak peneliyian proyek.
8. Menetapakan mekanisme pengendalian.

Langkah-langkah dalam Tahap Analisis :

1. Penelitian Sistem.
2. Mengorganisasikan tim proyek.
3. Mendefinisikan kebutuhan informasi.
4. Mendefinisikan kriteria kinerja sistem.
5. Menyiapkan usulan rancangan.
6. Menyetujui / menolak rancangan proyek.

Langkah-langkah dalam Tahap Rancangan :

1. Menyiapkan rancangan sistem yang terinci.
2. Mnegidentifikasikan berbagai alternatif konfigurasi sistem.
3. Menengevaluasi berbagai alternatif konfigurasi sistem.
4. Memilih konfigurasi yang terbaik.
5. Menyiapkan usulan penerapan.
6. Menyiapkan / menolak penerapan sistem.


Langkah-langkah dalam Tahap Implementasi :


1. Merencakan Penerapan.
2. Mengumumkan penerapan.
3. Mendapatkan sumber daya hardware.
4. Mendapatkan sumber daya sofware.
5. Meyiapkan database.
6. Menyiapakn fasilitas fisik.
7. Mendidik peserta dan user.
8. Masuk ke sistem baru.


Langkah-langkah dalam Tahapan Penggunaan :

. Menggunakan sistem.
. Audit sistem.
. Memelihara sistem :
^ Memperbaiki kesalahan.
^ Menjaga kemutakhiran sistem.
^ Meningkatkan sistem.
. Menyiapkan usulan rekayasa ulang.
. Menyetujui atau menolak rekayasa ulang.,

PROTOTYPING

Memberikan ide bagi designer sistem maupun user potensial tentang cara sistem akan berfungsi dalam bentuk lengkapnya.

Jenis-jenis Prototype :

1. Jenis I, akan menjadi sistem operasional.
Langkah - langkahnya :
- Mengidentifikasi kebutuhan user.
- Mengembangkan prototype.
- Menentukan apakah prototype dapat diterima.
- Menggunakan prototype.

2. Jenis II, langkah - langkahnya :
- Mengadakan sistem operasional.
- Menguji sistem operasional.
- Menentukan jika sistem operasional dapat diterima.
- Menggunakan sistem operasional.

Daya Tarik Prototype :

1. Komunikasi antar analisis sistem dan user membaik.
2. Analisis sistem dapat bekerja lebih baik dalam menentukan kebutuhan user.
3. User berperan lebih aktif dalam pengembangan sistem.
4. Spesialis informasi dan user dapat menghemat waktu dan usaha dalam mengembangkan
sistem.
5. Penerapan menjadi lebih mudah karena user mengetahui apa yang diharapkan.

Kelemahan Prototype :

1. Keterbatasan untuk menghasilkan prototype mungkin menghasilkan jlan pintas dalam
mendefinisikan masalah, evaluasi alternatif dan dokumentasi.
2. User begitu tertarik dengan prototype sehingga mereka mengharapkan sesuatu yang 
tidak realistis.
3. Prototype jenis I mungkin tidak se-efisien sistem yang dikodekan dalam bahasa
pemprograman.
4. Hubungan komputer dengan manusia yang disediakan oleh peralatan prototype tertentu
mungkin tidak mencerminkan teknik perancangan sistem yang baik.

KESIMPULAN :
Kesimpulan yang dapat kita ambil dari penjelasan yang didapat adalah siklus ini bermanfaat bagi pengguna. Karna telah terencana sangat baik. Dan membuat pengguna lebih mudah memprosesnya,  Prototipe memberikan ide bagi pembuat maupun pemakai potensial tentang cara sistem akan berfungsi dalam bentuk lengkapnya. Prosesnya disebut prototyping.

SUMBER

Tidak ada komentar:

Posting Komentar